Mengapa terjadi keanekaragaman
hayati? Ada dua faktor yang menyebabkan keanekaragaman hayati, yaitu faktor
keturunan atau genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik disebabkan oleh
adanya gen yang akan memberikan sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini
diwariskan turun-temurun dari induk kepada keturunannya. Akan tetapi sifat
bawaan ini terkadang tidak muncul (tidak tampak) karena faktor lingkungan. Jika
faktor bawaan sama tetapi lingkungan berbeda, sifat yang tampak menjadi
berbeda. Jadi terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan untuk menentukan sifat organisme. Oleh karena adanya dua faktor
tersebut, maka muncullah keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman
hayati itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman
gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman
Gen
Gen adalah
faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Jadi “bahan
baku” keanekaragaman sebenarnya terletak
pada gen. Gen terdapat di dalam benang
kromosom, yakni benang-benang pembawa sifat terdapat pada inti sel makhluk
hidup. Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen
berubah, sifat-sifatpun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh oleh gen
disebut genotipe, yang disebut juga sebagai pembawaan. Meskipun termasuk
spesies yang sama, tidak ada satu individu yang sama persis dengan yang lain,
karena adanya keanekaragaman gen.
Sebagai contoh, Anda dapat membandingkan ayam kampung,
ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat
antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam
2. Keanekaragaman Spesies
Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren,
nipah dan pinang? Atau membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah,
kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau? Atau Anda dapat membedakan
kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan citah? Jika hal ini dapat Anda
bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda telah mengetahui
tentang keanekaragaman jenis.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada
tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya.
Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah,
kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan
tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan
ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran
tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak,
ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta
rasanya yang berbeda.
Contoh lain,
keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati
hewan harimau, singa, citah dan kucing.
Walaupun hewan-hewan
tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka
terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna
bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Dari contoh-contoh di
atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing,
harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini
menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.
3.
Keanekaragaman Ekosistem
Di lingkungan manapun Anda
di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain selain Anda.
Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat
hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik
dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk
hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak
(multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi
iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor
fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam),
tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Baik komponen biotik
maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu,
ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen
abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu
melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup
dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di
dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat
ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang
menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Perbedaan letak geografis
menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan
temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran.
Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat
bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut.
Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah
beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk
daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing
hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat
hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora
dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda.
Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen,
jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan,
frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati
berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan
keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan
karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan
varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu
ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap
komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan
ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah
wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh
gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar
dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus
mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau
letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan
memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana
tsunami.
No comments
Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel diatas dengan baik dan sopan!