Cerita Mahabarata Sebagai Sejarah Bangsa Bharata

Tuesday, June 12, 2012
Catatan MaznOer - Cerita Mahabarata sebagagai sejarah bangsa bharata
Dulu cerita Mahabarata sebenarnya ialah sejarah bangsa bharata yang terdiri dari 24.000 seloka. Tetapi dengan peredaran zaman, macam – macam cerita dongeng dimasukan kedalamnya, misalnya dongen tentang brahmana, wisnu, dan siwa. Ditambah filsafat, undang-undang  kaum brahmana dan dongeng-dongeng didaktis, dan syair orang perpata, sehingga  akhirnya epos ini menjadi satu epos yang maha luas.

Ia bukan epos biasa lagi, ia sudah menjadi buku suci orang hindu, buku yang menerangkan cara hidup orang  hindu, susunan masyarakat dan politiknya serta pemikiran dan kebudayaan orang hindu. Mahabarata juga di anggap sebagai hukurik veda yang ke lima yang boleh dibaca oleh semua orang, baik perempuan maupun sudra yang sudra yang rendah kedudukanya ( veda – veda yang lain tidak boleh dibaca oleh perempuan dan kasta sudra ). Hanya orang hindu yang tidak berpendidikan, mengetahui serba sedikit tetang kebudayaan diri sendiri melalaui Mahabharata.

Bukan itu saja Mahabarata juga menjadi buku dramasastra, buku pelajaran yang menerangakan kewajiban manusia, baik raja, kesatria, brahmana, maupun kasta – kasta lain dari masyarakat. Pengertian darma sangat di pentingkan. Sebelum perang besar dimulai, arjuna bimbang dan tak sangup menghadapi guru, paman, dan saudarnya dalam peperangan yang akan terjadi. Krisna dalam satu syair yang sangat terkenal, yaitu bhagawadgita, menerangkan bahwa drama( kewajiban ) seorang kesatria ialah berperang. Orang yang menjalankan tugas (dharma) bukan saja tidak berdosa bahkan mendapat pahala dari Tuhan. Sebaliknya , kesatria yang tak berani membunuh di medan perang,  dialah orang yang di angap berdosa.

Seperti manusia menangalkan pakaian using dan mengenakan pakaian baru, demikian juga atma melepaskan raga yang tua dan beralih raga yang baru. Krisna bertanya kepada arjuna. Ahirnya krisna menyuruh arjuna membebasskan diri dari suka dan duka. Manusia yang dapat melepaskan segala hawa nafsunya dan berkelana tanpa keinginan dan tanpa ingat akan menarik ke untungan untuk diri sendiri, memperoleh ketwenangan dalam jiwanya.

Menurut tradisi, vyasa adalah penyair dan penyusun Mahabharata. Mahabarata di ajarkan pada suku, anak wiyasa sendiri dan murid-muridnya. Menurut perkiraan, Mahabharata sudah mempunyai bentuk seperti sekarang ini pada abad 15 masehi.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
KOMENTAR
  • Maaf, kolom komentar dinonaktifkan sementara.

No comments

Silahkan berkomentar sesuai dengan artikel diatas dengan baik dan sopan!